Warga Parapat Mengeluh Sampah, Begini Jawaban Camat Girsip
Simalungun, Sumut, Fokus24.id-Warga sekitar Gedung Pagoda, Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, meminta Camat dan jajarannya agar memperhatikan sampah,
"Pak Camat, tolonglah sampah yang berserakan di sekitar gedung pagoda dibersihkan. Tong sampah yang penuh juga tolong segera diangkut." Ungkap Sihombing, Minggu (15/01/2023) sekira jam 20.00 WIB.
Kota Parapat merupakan lokasi wisata yang setiap hari selalu dikunjungi masyarakat lokal maupun luar daerah. Berseraknya sampah dan jarang diangkut, sering menimbulkan bau busuk menyengat.
Seharusnya lokasi gedung pagoda harus ditata bersih karena tempat persinggahan. Gegara sampah tidak diperhatikan, banyak lalat,
"Kita tahu, lalat bisa membawa penyakit. Banyaknya lalat, membuat pengunjung enggan singgah disini." Ujarnya.
Pemandangan sampah berserak ternyata sudah lama dikeluhkan warga sekitar. Mereka menilai Camat dan jajarannya malas bekerja.
"Datanglah lae kemari pagi pagi. Mobil sampah yang dua sana, selalu diparkirkan di depan pagoda sampai siang. Kerjaan mereka hanya minum kopi disamping rumah camat itu. Pemalas lah mereka itu." Cetus rekannya, Marpaung.
Pemandangan sampah berserak bukan hanya di sekitar Gedung Pagoda. Ternyata, sampah berserak dan menumpuk dapat ditemui diseluruh sudut kota Parapat.
"Kalau Lae mau mengelilingi kota Parapat ini pasti banyak sampah berserak dan menumpuk. Besok pagi, kelilingi jalan menuju pantai, terus ke pekan tigaraja, lanjut sekitaran pantai bebas. Dipastikan banyak sampah." Ucapnya.
Setelah itu, ia meminta agar mendatangi seluruh hotel dan rumah makan, karena dipastikan, tong sampah pasti penuh dan jarang diangkut beberapa minggu ini,
"Ke hotel dan restauran atau rumah makan pasti tong sampahnya sudah penuh." Imbuhnya.
Camat Girsang Sipangan Bolon, Josua, saat dikonfirmasi, terkait sampah berserak dan menumpuk, ia menjawab, pertama, di hotel mana yang sampah kami menumpuk bang?
Sebab setiap hari truk kami masuk ke hotel hotel dimaksud.
Kedua, rumah makan mana yang dikatakan menumpuk bang?
Sebab rumah makan mayoritas di Jl. SM Raja yang setiap hari kami istimewakan untuk diangkut.
Ketiga, untuk lokasi Pagoda dan sekitarnya, kami selalu angkut ditengah keterbatasan yang ada
Keempat, dari mana sumber beritanya agar ybs klarifikasi ke saya langsung
Kelima, untuk sampah pemukiman kami upayakan juga diangkut dengan jadwal yang kami sesuaikan dengan kemampuan armada dan SDM kami
Keenam, Jumlah truk kami ada 3 unit, 1 unit khusus perhotelan dan merangkap sampah pekan tigaraja yang ditandai 1 amrol kami tempatkan di pekan tigaraja, 1 unit diisi tenaga honorer dengan jumlah 4 orang, 1 unit untuk sementara dimintakan bantuan para PNS sebagai pekerjannya dikarenakan SDM Honor kebersihan kami tidak mencukupi dan paling penting kami juga harus mengatur ketiga unit kami agar tidak cepat rusak dengan perawatan berkala
Ketujuh, petugas kebersihan penyapu jalan tidak ada sehingga kami dari seluruh pegawai Kantor camat dan Kantor lurah mengambil inisiatif untuk membersihkan secara berkala walaupun sebenarnya hal tersebut tidak ada dal tupoksi masing masing pegawai
Kedelapan, paling penting masyarakat juga bisa menjaga kebersihan dengan rutin membersihkan lingkungan rumah, usaha dan wisata masing masing agar peran masyarakat wisata yang tinggal di daerah pariwisata sehingga peran kita masing masing dapat terlaksana.
Ditanya, apakah ada kutipan dari masyarakat yang dilakukan pihaknya untuk biaya sampah, ia membenarkan,
"Retribusi namanya bang
2500/bulan bang. Gimana kira kira bang?" Jawabnya.
Disinggung, apakah sampah setiap hari diangkut, ia menyampaikan setiap hari, pihaknya selalu mengangkut sampah,
"Setiap hari bang. Hanya saja dengan jumlah produksi sampah yan hampir 25-30 ton / hari tentu kami harus berupaya setiap hari dengan armada dan SDM sangat terbatas." Pungkasnya.