Siantar, Sumut, Fokus24.id-Usai mengantarkan kotak suara ke masing masing kantor kelurahan, sejumlah KPPS dibeberapa kecamatan Kota Pematang Siantar menyesal menjadi bagian jajaran KPU,

"Menyesal kami menjadi KPPS. Di hari pemilu kemarin, KPU Siantar memberikan makanan tidak sehat kepada seluruh KPPS di Parluasan. Sarapan pagi makan mi. Siangnya nasi goreng. Jatah makan malam nasi telur. Kalau Snack hanya gorengan." ungkap mengaku marga Nasution kepada Fokus24.id, Kamis (15/02/2024) jam 11.00 WIB.

Selesai mengantarkan kotak suara, sambungnya, nasib apes kembali diterima puluhan KPPS. 

Setelah satu malam tidak istirahat karena menghitung surat suara, jajaran KPU Siantar juga tidak memberikan sarapan pagi sementara mereka butuh energi untuk mengantarkan kotak berisi surat suara,

"Tadi pagi kami tidak ada diberi sarapan. Usai mengantarkan kotak berisi surat suara sekira jam 10.00 WIB, PPK dan ketua KPPS menyuruh kami pulang." Imbuhnya.

Terpisah, sejumlah KPPS di Kecamatan Siantar Barat juga mengeluh tentang biaya konsumsi makan dan snack, diduga disunat Komisioner melalui PPK dan Ketua KPPS.

"Ada tertulis di dalam RAB biaya makan di hari pemilu ditanggung dua kali. Untuk satu kali makan biaya yang dianggarkan per kepala 30 ribu. Kalau makan 2 kali, berarti KPPS harus menerima uang 60 ribu." Ungkap pria berkulit putih tak ingin namanya dituliskan.

Anggaran Snack, lanjutnya membeberkan, KPPS juga menerima jatah 2 kali. Satu kotak snack harganya 15 ribu. Kalau dua kali mendapat snack, total uang diterima per kepala sebesar 30 ribu,

"Padahal kami hanya diberikan gorengan. Tidak ada Snack dalam kotak. Per orang, jatah goreng hanya dua dengan harga 2000." Cetusnya terkait Snack yang diberikan harga satuan tidak sesuai RAB.

Maka, seharusnya total uang yang diterima masing masing KPPS sebesar 90 ribu, yakni uang makan 2 kali 60 ribu, ditambah Snack 2 kali 15 ribu,

"Kalau melihat anggaran dalam RAB memang per kepala dapat uang konsumsi sebesar 90 ribu." ucapnya menjelaskan.

Namun fakta di lokasi TPS, seluruh KPPS sejak pagi hanya sarapan mi, siang makan nasi bungkus harga 10 ribu,

"Malamnya juga serupa. Kami makan nasi bungkus harga 10 ribu. Kalau ditotal, pengeluaran untuk konsumsi per kepala paling banyak 40 ribu. Berarti mereka korupsi 50 ribu dari satu KPPS." Tandasnya.

Ditanya berapa anggaran biaya konsumsi seluruh KPPS di Kota Pematang Siantar, Ketua KPU Siantar Isman Hutabarat mengaku tidak tahu.

Kembali ditanya, tidak mungkin Ketua KPU Siantar tidak memegang RAB anggaran KPPS. Sebab, suksesnya pemilu 2024 berada dipundak Ketua KPU, pria berambut lebat yang baru beberapa bulan dilantik tidak mau menjawab.