Simalungun, Sumut, Fokus24.id-Kondisi jalan penghubung 8 Dusun di Nagori Urung Purba dan  Nagori Seribujandi Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun bagaikan kubangan kerbau. 

"Kondisi jalan bagaikan kubangan kerbau ini diperkirakan sepanjang 14 Km menghubungkan 8 dusun. Keadaan ini sudah terjadi selama 11 tahun terakhir membuat aktifitas masyarakat terganggu,” kata Edi Purba, Kamis (31/03/2022).

Sembilan dusun itu meliputi, Pardamean, Ujung Purba, Marihat, Kampung Baru, Seribu Jandi, Taptapan, Bulu Maganjang dan Sipolin dengan jumlah penduduk sekira 1000 KK. Di wilayah itu terhampar luas areal pertanian hortikultura milik warga. Saat panen raya tiba, produksinya mencapai ratusan ton.

“Saat memasarkan hasil pertanian itu, kami selalu memperoleh harga terendah. Misalnya harga cabai di pajak Rp 70 ribu ribu, di daerah kami ini hanya Rp 50 ribu. Kalau harga kol Rp 800, di sini tidak laku atau tidak ada yang mau membeli. Itu semua karena kondisi jalannya mengalami kerusakkan cukup parah,” Terangnya.

Selain kesulitan memasarkan barang, para pelajar pun harus berangkat ke sekolah pukul 05.00 WIB, karena waktu tempuh mencapai 2,5 jam lantaran jalannya rusak. 

Seandainya jalan bagus, waktu tempuh hanya berkisar 15 sampai 20 menit. Hal ini membuat anak sekolah tidak bisa lagi membantu orangtua ke ladang karena tiba di rumah setelah pulang sekolah sudah pukul 17.00 WIB.

"Penderitaan ini sudah kami alami selama 11 tahun. Kiranya Pemkab Simalungun melalui dinas terkait membuka mata agar jalan penghubung 9 dusun ini diaspal supaya aktifitas warga berjalan lancar, sehingga kesejahteraan masyarakat secepatnya terwujud” cetusnya.    

Dikatakannya lagi, ketika musim penghujan jalan akan menjadi becek sedangkan pada musim kemarau akan berdemu. 

Ditambah lagi aspal yang mengkelupas mengharuskan pengemudi kenderaan harus ekstra hati-hati.        

"Kita ketahui juga bahwa jalan ini cukup rusak, namun begitupun perhatian dari pemerintah belum terlihat untuk memperbaikinya,” ujarnya. 

Senada juga disampaikan H Sinaga yang  setiap hari melintas dijalan tersebut  harus estra hati-hati karena sudah satu tahun terakhir kondisi jalan yang kupak kapik belum juga ada perbaikan.         

"Tiap hari kerusakan jalan semakin parah saja, sehingga untuk melintas dijalur yang aspalnya tinggal bebatuan kecil, saya harus berhati - hati jika tidak ingin tercatuh, untuk itulah sangat mengharapkan untuk dinas terkait memperjuangkan anggaran untuk pembangunan jalan ini, agar trasportasi menjadi lancar," lanjutnya.   

"Udah sangat lama jalan ini tidak juga diperbaiki, padahal ini merupakan akses transportasi penting. Dinas terkait seharusnya memprioritaskan perbaikan jalan tersebut." Pungkasnya.  

(Jun)