Tapanuli Utara, Fokus24.id-Jalan menghubungkan Kecamatan Pangaribuan dengan Kecamatan Garoga tepatnya di Desa Najumambe Kabupaten Tapanuli Utara Sumatera Utara mengalami longsor. 

Akibatnya, transportasi darat menuju Garoga terhambat, Rabu (12/1/2022) jam 13.30 WIB. 

Saat ini, jalan longsor itu sedang dikerjakan salah satu perusahaan kontraktor yang dananya bersumber dari anggaran Propinsi Sumatera Utara. 

Kapolres Taput saat dikonfirmasi melalui Kasubbag Humas Aiptu W Baringbing, membenarkan terjadinya longsor jalan tersebut.

Aiptu W Baringing mengatakan, tembok penahan tanah (TPT) yang sedang dikerjakan kontraktor tembok nya juga ikut longsor ke dalam jurang di tepi jalan.

Akibatnya arus kenderaan terputus total hingga 4 jam. Dengan upaya pihak Polsek dan Koramil Pangaribuan bersama-sama dengan masyarakat setempat secara manual, akhirnya jalan tersebut dapat dilintasi kenderaan Roda dua. 

"Setelah melakukan kordinasi dengan Dinas PUPR kabupaten Tapanuli Utara dan rekanan, semalam sekira jam 17.00 wib, kendaraan roda empat bisa melintas namun masih tetap dijaga petugas dari Polsek Pangaribuan," jelasnya.

"Karena mobil belum bisa melintas dengan berselisih. Jadi masih kita atur hingga saat ini jalan sistem buka tutup." Ucapnya.

Diduga, Terjadinya Longsor Gegara Kontraktor Terlalu Lama Menyelesaikan Proyek

Saat dikonfirmasi melalui pesan whatsapp penyebab terjadinya longsor kepada pengawas kegiatan  pembangunan turap/talud/bronjong pada ruas jalan provinsi apakah karena kelalaian kontraktor, Simorangkir menjawab longsor tersebut adalah bencana alam,

"Menurut pengamatan kita bencana alam" jawabnya melalui pesan WhatsApp. 

Kembali ditanya masa pelaksanaan pekerjaan dimulai tanggal atau bulan berapa dan berakhir kapan, Feri Simorangkir menjawab, kurang tahu karena pihaknya telah mengajukan adendum (perpanjangan waktu), sebab, selama pelaksanaan pekerjaan sering terjadi bencana karena curah hujan ekstrim.

"Kurang tahu pastinya ketua karena kami sedang mengajukan adendum atau perpanjangan waktu. Selama pelaksanaan pekerjaan, sering terjadi bencana seperti curah hujan ekstrim." Tulis Feri menjawab.

(Aman Siregar)