Siantar, Sumut, Fokus24.id-Wali Kota membuka secara resmi Festival Sisi Batas Labuhan (FSBL) 2024 Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Pematangsiantar, dr Lapangan Adam Malik, Sabtu (21/09/2024).

Sambutannya, ia berharap FSBL 2024 membawa kesejahteraan bagi warga di wilayah kerja KPw BI Pematangsiantar, yaitu 8 kabupaten/kota yang dikenal dengan SISI BATAS LABUHAN (Pematangsiantar, Simalungun, Batubara, Tanjungbalai, Asahan, Labuhanbatu Utara, Labuhanbatu, dan Labuhanbatu Selatan).

"Selamat datang di Kota Pematangsianțar. Selama ini Kota Pematangsiantar sangat menghargai keberagaman dan toleransi," kata dr Susanti.

Dalam kesempatan tersebut, dr Susanti juga menyampaikan di akhir Agustus lalu Pematangsianțar ditetapkan sebagai kota dengan Indeks Pembangunan Ekonomi Inklusif (IPEI) terbaik di Provinsi Sumatera Utara (Sumut). 

Artinya, pertumbuhan ekonomi yang menciptakan akses dan kesempatan yang luas bagi seluruh lapisan masyarakat secara berkeadilan, meningkatkan kesejahteraan, dan mengurangi kesenjangan antar kelompok dan wilayah.

"Semoga pertumbuhan ekonomi Kota Pematangsiantar semakin baik," kata dr Susanti.

dr Susanti memberikan apresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada KPw BI Pematangsiantar yang telah menggelar FSBL 2024. dr Susanti berharap, FSBL jangan digelar setahun sekali, namun sesering mungkin, yang tujuannya memperkuat ekonomi khususnya di SISI BATAS LABUHAN.

Lebih lanjut, dr Susanti mengaku bangga FSBL 2024 digelar di Kota Pematangsiantar, dengan harapan akan turut membantu pertumbuhan ekonomi di Kota Pematangsiantar.

"Terima kasih kepada seluruh pihak. Semoga kegiatan ini lancar dan membawa manfaat bagi SISI BATAS LABUHAN," tukasnya.

Sementara itu, Pj Gubernur Sumatera Utara (Sumut) diwakili Kepala Dinas Koperasi dan UKM Dr Naslindo Sirait dalam sambutannya sangat berharap para kepala daerah memiliki komitmen untuk pengembangan UMKM. Jika ingin daerahnya maju dan berkembang, maka harus memberikan intervensi kepada UMKM.

"Festival SISI BATAS LABUHAN ini luar biasa. Kami dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara menyambut baik kegiatan yang diinisiasi Bank Indonesia berkolaborasi dengan pemerintah daerah. Kami mendukung dan men-support untuk keberlangsungan pembinaan UMKM, khususnya wastra," terang Naslindo.

Menurut Naslindo, wastra bukanlah sekadar kain. Tapi terkait nilai sosial, budaya, bahkan agama. Juga bukan hanya industri, tapi dilihat dari sisi ekonomi.

"Wastra simbol dan identitas daerah serta bangsa. Kita kembangkan wastra. Wastra itu nilai-nilai dari leluhur yang harus dijaga dan dilestarikan," sebutnya.

Masih kata Naslindo, kita harus meningkatkan ilmu dan pengetahuan serta literasi wastra bagi generasi milenial dan generasi Z (gen-Z). Sekolah, pendidikan informal, dan juga seminar bisa dijadikan sarana.

"Kita bisa lihat Korea Selatan membangun 
brand image produk lokal. Salah satunya, produk makanan, minuman, dan pakaian gampang dilihat melalui film-filmnya," ujar Naslindo.

Naslindo juga mengimbau agar public figure di daerah mengenakan fashion wastra, dengan tujuan agar ditiru generasi milenial dan gen-Z.

Tren fashion, lanjutnya, terus berkembang. Selanjutnya, bagaimana mendorong produk UMKM back to nature. Sebab semakin alami, maka nilainya semakin tinggi.

"Salah satunya, pemerintah daerah harus membantu UMKM dapat pewarna alami. Selain itu, mari kita mapping peralatan tenun yang sudah tua dan kurang produktif. Sumber daya manusia tak kalah penting. Anak-anak muda butuh pelatihan. Jika ilmunya tidak ditransfer, pengrajin akan berkurang," jelasnya.

"Bisa dikembangkan satu rumah produksi bersama. Anak-anak muda diajak mulai mencintai dan mengembangkan wastra. Dorong juga digitalisasi dalam membikin motif, agar bisa lebih bagus dan efektif serta efisien" sambungnya.

Naslindo berharap Kota Pematangsiantar menjadi pusat mode seiring pembangunan infrastruktur tol.

"Event-event seperti ini agar terus dikembangkan. Harus dipromosikan lebih luas. Kita undang buyers sehingga penjualan berkelanjutan," tukasnya.

Selain itu, perlu dibangun satu kelembagaan. Biarkan pelaku UMKM fokus meningkatkan produk. Sedangkan pemasaran dilakukan bersama melalui kelembagaan atau koperasi.

"Kami akan bantu fasilitasi. Kita bisa beri alat untuk produksi bersama. Ini akan jadi ekosistem yang bagus. Saya yakin Siantar akan maju, begitu juga SISI BATAS LABUHAN. UMKM naik kelas, ekonomi masyarakat meningkat," jelasnya, seraya mengucapkan selamat untuk penyelenggaraan FSBL.

Sedangkan Kepala KPw BI Pematangsiantar Muqorobin menerangkan FSBL merupakan agenda tahunan KPw BI Pematangsiantar bersama seluruh pemerintah daerah di wilayah kerja KPw BI Pematangsiantar.

"Ini bentuk apresiasi dan selebrasi dalam membina dan mengembangkan UMKM dan juga meningkatkan digitalisasi. Serta memberikan ruang kreatif kepada masyarakat," terang Muqorobin.

Diakui Muqorobin, pertumbuhan ekonomi di SISI BATAS LABUHAN masih memiliki tantangan, sebab belum setinggi pertumbuhan ekonomi nasional dan Provinsi Sumut. Meskipun sejauh ini inflasi masih dapat dijaga dan terkendali.

Dijelaskan Muqorobin, UMKM memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi. Sekitar 60 persen pertumbuhan ekonomi Indonesia disokong UMKM. Di era digital saat ini, katanya, UMKM menghadapi tantangan yang tidak mudah. Sebab harus cepat, efisien, global, dan lainnya.

"Saat ini mudah mencari barang dan mudah juga pembayaran dengan transaksi non tunai. Jadi menjadi peluang atau tantangan itu  tergantung kita. Di tengah kesulitan, ada peluang. UMKM harus menghadapi realitas digitalisasi," sebutnya.

Muqorobin memberikan apresiasi kepada pemerintah daerah di SISI BATAS LABUHAN yang kini sudah berstatus digital. Salah satunya telah memanfaatkan Kartu Kredit Pemerintah.

"Semoga seluruh penerimaan daerah dilakukan secara digital," harapnya.

Terkait UMKM, kata Muqorobin, saat ini KPw BI Pematangsiantar mengelola/membina sedikitnya 80 UMKM, yang sebagian besar di bidang kuliner. Namun diakuinya, wastra memiliki potensi luar biasa.

"BI Pematangsiantar masih fokus produksi tenun, tapi bersama pemerintah daerah akan menjadikan Pematangsiantar dan SISI BATAS LABUHAN sebagai kota baru perkembangan fashion di Sumut," sebut Muqorobin, dan menambahkan akan me-launching Desa Wisata di Nagori Sait Buttu di Kecamatan Pematang Sidamanik Kabupaten Simalungun menjadi Desa Wisata Digital.

Sebelumnya, Ketua Dekranasda Kota Pematangsiantar H Kusma Erizal Ginting SH menyampaikan FSBL merupakan wadah yang membuat tergugah. Ia berharap FSBL berjalan lancar dan berkelanjutan guna bangkitkan spirit pelaku UMKM.

Erizal Ginting memberikan apresiasi dan mengucapkan terima kasih khususnya kepada Kepala KPw BI Pematangsiantar Muqorobin yang telah menggelar FSBL.

Apresiasi juga diberikan kepada seluruh peserta yang care dan menggelora, dnegan harapan FSBL membawa perubahan bagi ekonomi masyarakat Kota Pematangsiantar.

Lebih lanjut Erizal Ginting mengatakan, kekayaan Indonesia penuh dengan tenun. Setiap daerah punya tenun, termasuk Batak.

"Setiap cengkok atau gorga pada tenun mengandung nilai-nilai kehidupan luhur para pendahulu. Perlu terobosan agar generasi mencintai budaya (kain) tradisional," tandasnya.

Fashion show wastra yang ditampilkan di FSBL, lanjut Erizal Ginting, diharapkan bisa  membangkitkan UMKM wastra. Dengan meningkatkan wastra yang diaplikasikan secara modern, akan menarik mata dunia.

"Semoga wastra bisa tembus di fashion show dunia. Namun jangan mengubah pakem tenun yang digunakan untuk acara adat dan budaya," pesannya.

Acara Opening Ceremony dimeriahkan  fashion show wastra UMKM serta fashion show hasil kompetisi desain busana ulos mulai juara 1 hingga harapan 2.

FSBL 2024 dibuka dengan pemukulan Gordang Sipitu oleh dr Susanti, Naslindo Sirait, Muqorobin, Erizal Ginting, dan lainnya
Dilanjutkan pemutaran video singkat FSBL sejak tahun 2022.

Dilanjutkan penandatanganan MoU Business Matching UMKM, penandatanganan Program Sosial Bank Indonesia dan penyerahan trofi serta hadiah kepada pemenang Kompetisi Desain Busana Ulos.

FSBL 2024 yang berlangsung hingga Minggu (22/09/2024) mengambil tema Memperkuat UMKM dan Digital untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan.

Selain bazar UMKM dan kompetisi desain busana Ulos, FSBL diisi dengan pasar murah, bazar kuliner, talk show, sosialisasi dan edukasi, kompetisi musik tradisional, kompetisi mural CBP, cerdas cermat, photo contest, senam, dan lainnya.

Turut hadir, Bupati Simalungun Staf Ahli SML Simangunsong, mewakili Bupati Batubara, Bupati Asahan, Wali Kota Tanjungbalai, Bupati Labuhanbatu Utara, Bupati Labuhanbatu, dan Bupati Labuhanbatu Selatan.

Juga hadir Kapolres Pematangsiantar AKBP Yogen Heroes Baruno SH SIK bersama Ketua Bhayangkari Cabang Pematangsiantar Ny Sandra Yogen, mewakili Forkopimda Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun, Ketua MUI Kota Pematangsiantar Drs HM Ali Lubis, sejumlah pimpinan OPD Pemko Pematangsiantar, Kepala Bank Sumut Kantor Cabang Pematangsiantar Suhardi Sembiring, perbankan yang tergabung dalam Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD), serta tokoh agama, tokoh masyarakat, serta siswa-siswi. 

(ADV/John)