Simalungun, Sumut, Fokus24.id-Dalam sehari, Pasmart Lapas Kelas IIA Pematang Siantar memperoleh keuntungan penjualan mencapai puluhan juta. 

Konon pengusaha yang mendapat restu dari Kalapas Pithra Jaya Saragih itu disebut sebut keturunan Tionghoa,

"Sehari, keuntungan Pasmart mencapai puluhan juta rupiah. Sudah bertahun tahun pengusaha keturunan Tionghoa mengelola. Pasmart artinya Lapas Market." Ungkap mengaku Abdi di sekitaran jalan Asahan KM 06 Nagori Lestari Indah, Kecamatan Siantar, Minggu (19/05/2024) sekira jam 11.00 WIB.

Adapun jenis barang yang dijual melalui Pasmart Lapas Pematang Sianțar cetusnya yaitu rokok, makanan instant dan minuman kemasan.

Seperti harga rokok sampoerna lanjutnya, selisih harga di dalam lapas dengan warung diluar Rp 15 ribu perbungkus.

"Kalau di dalam lapas harga satu bungkus rokok Sampoerna Rp 50 ribu. Diluar Rp 35 ribu. Selisih harganya Rp 15 ribu." cetusnya, selain Sampoerna, pengusaha Pasmart juga mengambil untung dari rokok lainnya juga sebesar Rp 15 ribu.

Saat ini jumlah seluruh narapidana Lapas Kelas II A Pematang Siantar berkisar 1700. Jika ada 1000 penikmat rokok, maka keuntungan yang diperoleh pengusaha dari selisih harga Rp 15 ribu berkisar Rp 15 juta perhari.

"Ini estimasi ya bang. Bisa lebih dari 1000 orang penikmat rokok. Bahkan bisa kurang dari 1000 orang. Seluruh penikmat rokok ada perempuan dan laki laki. Kurang lebih keuntungan pengusaha  Rp 15 Juta perhari." Jelasnya.

Selain rokok, sambungnya harga mie instant juga mencekik leher. Seperti Supermi dan Indomie, harga di luar berkisar Rp 3 ribu, tetapi di dalam Lapas Rp 10 ribu,

"Kalau di dalam lapas, harga mi instant per bungkus Rp 10 Ribu. Kalau ada 1000 napi membeli mi instant, keuntungan dari item itu saja Rp 7 ribu. Sehari keuntungan pengusaha Rp 7 Juta." Imbuhnya mengatakan harga tersebut mencekik leher.

Selain mi instant lanjutnya ada juga jenis minuman ringan di jual seperti Aqua, Teh Botol dan minuman kemasan lainnya. keuntungan harga perbotol rata rata Rp 10 ribu,

"Kalau laku 1000 botol, keuntungan perhari kurang lebih Rp 10 juta. Bisa saja lebih atau kurang bang. Perhitungan bisa dari pengunjung yang datang ditambah narapidana." Terangnya.

Dalam sehari, beber mantan narapidana ini lagi, bila ditotal penjualan secara menyeluruh, keuntungan pengusaha keturunan Tionghoa itu Rp 32 juta per hari. Sebulan miliaran rupiah.

"Ini hitungan saya ya bang. Karena saya pernah membantu di Pasmart. Sepengetahuan saya, keuntungan perhari Rp 100 juta bang. Sebab masih banyak dagangan yang dijual. Total sebulan bisa mencapai miliaran." beber pria yang enggan menyebut nama aslinya mengungkapkan dalam sebulan total keuntungan Pasmart mencapai miliaran.

Senada, keuntungan penjualan Pasmart diduga Kalapas dan KPLP turut menikmati. Sebab, pengusaha Pasmart dapat berjualan di dalam Lapas karena Kalapas yang memberikan ijin dan KPLP sebagai kontrol,

"Sudah bertahun Pengusaha keturunan Tionghoa ini membuka usaha Pasmart. Persetujuan ini turunan. Siapa pun Kalapas dan KPLP, pasti berkomunikasi. Makanya saya pastikan kedua pejabat itu diduga turut menikmati hasil keuntungan Pasmart." Timpal Wira juga pernah berstatus narapidana di Lapas Kelas II A Pematangsiantar menuturkan.

Pria mengaku bernama Wira ini juga mengatakan selain Pasmart, masih ada beberapa jenis usaha lain dikelola KPLP pastinya diketahui Kalapas Kelas II A Pematangsiantar,

"Nanti saya beritahukan. Banyak bisnis dikelola KPLP pastinya diketahui Kalapas. Mau bisnis haram dan non haram lengkap datanya bang." ungkap Wira dengan wajah jengkel karena menurutnya seluruh narapida ibaratkan seperti sapi perahan di dalam Lapas Kelas II Pematangsiantar.

Dikonfirmasi, Kalapas Kelas II A Pematang Siantar Pithra Jaya Saragih dan KPLP Erwin Siregar Bungkam.