Bangunan Pamsimas Tahun 2021 Bernilai 245 Juta Tak Berfungsi, Warga Desa Hutapea Banuarea Kecewa
Taut, Sumut, Fokus24.id-Proyek Pamsimas bernilai ratusan juta rupiah di Desa Hutapea Banuarea, Kabupaten Taput, yang dikerjakan Kelompok Swadaya Masyarakat tidak berfungsi dan terlantar akibatnya warga setempat kecewa.
Hal itu diungkapkan salah seorang warga bermarga Hutapea (Op. Lestari) baru baru ini kepada Wartawan saat turun kelokasi Pamsimas, Senin (03/10/2022).
"Sejak Pamsimas ini selesai dikerjakan masyarakat tidak pernah menikmati air bersih dari Proyek Pamsimas tersebut." Ungkap Hutapea.
Lanjutnya, "Sehingga masyarakat sangat kecewa atas pembangunan ini, sejak dibangun tahun 2021 hingga sekarang rumah kami belum sempat dialiri air bersih." Bebernya.
Senada juga diungkapkan Kepala Desa Hutapea Banuarea Hermanto, diringa mengaku kecewa dengan pembangunan Pamsimas.
Padahal anggaran proyek bernilai Rp245 juta dan dana dari desa sekitar Rp 80 juta sudah dikontribusikan seperti keuangan desa maupun tenaga dari Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) saat pengerjaan.
"Saya merasa kecewa, termasuk masyarakat saya juga kecewa" ujar Hermanto.
Diterangkan oleh Hermanto Hutapea, proyek Pamsimas pada saat pekerjaannya menggunakan mesin pompa air jenis Hidran yang berharga Rp 70 juta untuk menyedot air dari sumber selanjutnya menyalurkan ke Reservoar atau Bak Penampung untuk dialirkan ke rumah rumah warga.
Namun setelah selesai pekerjaan, kemampuan mesin hidran tidak memadai. Sehingga beberapa kali terjadi perbaikan, bahkan dari mesin hidran yang berukuran besar diganti menjadi mesin berukuran kecil, lanjut Kades.
"Hanya dua minggu bisa berfungsi, padahal sudah Rp.80 juta anggaran desa yang dikontribusikan" papar Kades
Malahan Kades Hutapea Banuarea mengaku membeli mesin pompa air jenis JetPump dengan biaya pribadi agar air bisa mengalir kerumah warga.
Atas dasar tersebut Hermanto merasa kecewa dengan konsultan Manajemen Balai Prasarana Pemukiman Wilayah (BPPW), Sumut atau Distrik Consultan (DC) Karena dinilai membuat perencanaan yang kurang matang. Berakibat Pamsimas tidak berfungsi.
Konsultan perencana Bukko Hutabarat saat diminta tanggapan tentang Pamsimas yang tidak berfungsi di Desa Hutapea Banuarea melalui pesan WhatsApp tidak memberi tanggapan.
Sementara P Lumban Gaol Wakil Sekretaris Lembaga Pemantau dan Pemerhati Pembangunan Daerah (LSM LP3D) yang ikut investigasi mengatakan, ada dugaan kesalahan perencanaan yang menyebabkan Pamsimas tidak berfungsi.
"Kita sangat menyesalkan kualitas pekerjaan pamsimas yang tidak berfungsi dengan maksimal dan kita akan segera laporkan kepihak penegak hukum." Tegasnya
Menurutnya, negara sudah menggelontorkan dana ratusan juta rupiah untuk pekerjaan Pamsimas. Ternyata tidak dapat dimanfaatkan masyarakat, bahkan keadaannya terlantar.
Selain itu lanjut Patar, LP3D akan minta keterangan dari konsultan perencana pembangunan Pamsimas tersebut selain keterangan dari Kades. Hal tersebut untuk memastikan siapa yang lalai atau sengaja merugikan negara.
Apakah dugaan kesalahan perencanaan atau kelalaian dari pekerjaan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) sebagai penerima bantuan.
"untuk itu kita minta agar Aparat Penegak Hukum (APH) segera mengusut supaya yang bertanggung jawab atas penggunaan anggaran tersebut dapat mempertanggung jawabkan". Ujarnya
(Patar Lumban Gaol)