Simalungun, Sumut, Fokus24.id-Ternyata, DPRD Simalungun juga turut menolak konversi (perubahan) tanaman di Kebun Unit Bah Butong PTPN IV, Kecamatan Sidamanik, dari teh ke kelapa sawit.

"Kami sudah berupaya menolak itu," ucap Ketua DPRD Simalungun, Timbul Jaya Sibarani ketika sejumlah kru media meminta tanggapannya melalui seluler, Kamis (15/09/2022) sekira jam 17.59 WIB.

Bahkan, karena menolak. DPRD Simalungun juga sudah pernah memanggil menejemen Kebun Unit Bah Butong dan menyurati Kantor Direksi (Kandir) PTPN IV di Medan belum lama ini.

"Surat itu berupa rekomendasi ke PTPN IV di Medan supaya mempertimbangkan dan menunda konversi lahan tersebut," papar Timbul Jaya yang juga Ketua DPD Golkar Simalungun.

Kendati demikian, proses konversi di Kebun Unit Bah Butong seluas 200 hektar lebih tersebut tetap berlanjut,

"Menurut penjelasan mereka (Kebun Unit Bah Butong), itu lanjutan yang tertunda sebelumnya. Artinya, tidak ada konversi," terang Timbul Jaya.

Diketahui, proses konversi tanaman teh ke kelapa sawit yang masih berlanjut dan memicu aksi demo dilakukan puluhan masyarakat hingga berulang kali belum lama ini, berlokasi di Afdeling I dan II.

"Yang Afdeling I sama II itu penanaman sawitnya masih berlanjut," ungkap seorang warga, PR saat ditemui di seputaran Kecamatan Sidamanik, Kamis (15/09/2022) sekira jam 10.30 WIB

Sebelumnya, General Manager (GM) Distrik 3, Agus Tobing bersama sejumlah staf pimpinan lainnya di hadapan Bupati menerangkan, bahwa pihak PTPN IV tidak ada melakukan konversi di lahan 257 Hektare.

Sedangkan kegiatan yang saat ini berlangsung di Kebun Bah Butong, hanya merupakan optimalisasi aset yang selama ini terlantar.

Agus mengatakan, bahwa polemik yang terjadi di masyarakat hanyalah mis komunikasi, dimana warga selama ini sudah ada rasa takut dampak yang terjadi di Kebun Marjandi.

Mantan Manager Kebun Marihat itu juga mengungkapkan bahwa pihak PTPN IV sangat mencintai Teh.

” Kami tidak mengkonversi teh. Kegiatan di Kebun Bah Butong hanya mengoptimalisasi aset yang sudah terlantar bertahun-tahun,” ujar Agus Tobing kepada Bupati Simalungun, Radiapoh Hasiholan Sinaga saat audensi di rumah dinas Jalan Suri-Suri, Nagori Pematang Simalungun, Kecamatan Siantar, Selasa (05/07/2022).

Agus menyampaikan, PTPN IV mencintai tanaman teh dan tidak akan mengganti logo Simalungun yang di dalamnya ada gambar tanaman teh.

PTPN IV tetap mempertahankan 3.500 hektare tanaman teh dan berjanji, berkomitmen dalam optimalisasi aset, tidak akan menimbulkan banjir dan kerusakan lingkungan.

” PTPN 4 berkomitmen dan berjanji, optimalisasi aset ini tidak akan merusak lingkungan dan banjir. Kami sudah mengandeng konsultan, dari desain blok dan lainnya, supaya optimalisasi aset ini tidak berdampak merugikan masyarakat,” tandas Agus.

Sementara, Pangulu Nagori Bahal Gajah, Torkis Siburian menyampaikan pendapat yang berbeda. "Kata bapak optimalisasi, tapi bagi kami ini konversi.

Ini sangat berdampak buruk bagi kami masyarakat yang berada di seputar perkebunan,” ucap Pangulu dihadapan Bupati dan pihak PTPN IV.

Menurut Pangulu, luas yang lahan yang direncanakan ditanami kelapa sawit 257 hektar dan sangat berdampak bagi warga berdampingan dengan Kebun Unit Bah Birong Ulu PTPN IV.

"Dampaknya, saat kemarau kekeringan, saat hujan kebanjiran," jelas Pangulu.

Sementara, Bupati Simalungun Radiapoh H Sinaga menegaskan, bahwa kegiatan yang saat ini berlangsung di Kebun Teh Sidamanik dan Bah Butong harus memiliki kajian-kajian yang konkrit.

Bupati meminta agar pihak PTPN 4 membuat sebuah kajian yang melibatkan konsultan ahli dan masyarakat setempat.

“Tentu ini semua harus ada kajiannya, tidak sulit membuat kajian, libatkan konsultan dan masyarakat” tegas Bupati kepada PTPN IV.