Simalungun, Sumut, Fokus24.id-Kalapas Kelas II A Pematangsiantar Pithra Jaya Saragih mengaku kekurangan personil saat ditanya peredaran narkotika selama dua tahun kepemimpinannya.

Pernyataan itu terkesan Pithra Jaya Saragih tidak mampu memimpin Lapas Kelas II A Pematangsiantar.

Selama ini, ungkapnya baik petugas dan WBP pastinya diberlakukan aturan dan tata tertib serta larangan. Segala macam bentuk penyalahgunaan dan pelanggaran akan berdampak pada sanksi.

“Dalam upaya menciptakan lapas bersih perlu dilakukan upaya deteksi dini dan deteksi dini tsb (tersebut) kami lakukan razia kamar hunian serta pemeriksaan badan barang petugas/pembezuk yg (yang) masuk ke lapas.”

“Diperlukan sarana prasarana modern yang mendukung pelaksanaan tugas dan jumlah petugas memadai dalam melakukan fungsi control ke lingkungan kamar/blok WBP. ” Jelasnya.

Kemudian Pithra menuliskan pihaknya kekurangan personil melakukan fungsi pengawasan setiap hari,

"Kita di lapas kekurangan petugas pengamanan dlm (dalam) melakukan fungsi pengawasan di setiap harinya.
Bayangkan kita punya petugas pengawas sehari hari itu hanya 45 org dan dibagi 3 shift seharinya,"

"Yg (yang) diawasi 1700 an org (orang)
Lapas dalam kondisi aman tidak ribut sdh (sudah) hal yg (yang) luar biasa bagi kami.
Semangat kami bertugas di Lapas harus  bisa bersih dan tertib." Tulisnya saat diwawancarai melalui aplikasi sambungan android aplikasi WhatsApp, Senin (30/04/2024) jam 11.58 WIB.

Dalam tulisannya, Pithra juga menuliskan agar negara menambah jumlah personil petugas Lapas Kelas IIA Pematangsiantar,

"Seandainya boleh bercita cita, negara harusnya bisa menambah personil petugas kami dan layaknya 1 petugas cukup mengawasi 10 WBP namun fakta di lapangan setiap 1 shift petugas kita hanya 15 org (orang) mengawasi 1700 an WBP." terangnya dalam tulisan yang ia kirimkan.

Kembali ditanya jika kekurangan personil tidak ada rencana pindah tugas ke lapas lain, sebab untuk apa bertahan tidak dapat membersihkan peredaran narkoba, parengkol  dan aksi lain melanggar undang undang karena melalui pernyataannya tersebut terkesan tidak mampu memimpin Lapas Pematangsiantar Kelas IIA, Pithra menjawab apa yang menjadi kendala telah disampaikan ke pengampu. 

Dan selama belum ada terealisasi mereka punya cara memaksimalkan dengan bersinergi dengan instansi lain,

"Cara kami harus bisa memaksimalkan kekuatan yang ada dan bersinergi dengan instansi lainnya. Penganggaran SDM dan Sarpras serta over capasitas bukan di lapas bagian eksekutornya. Di semua instansi permasalahan yang mendasar baik itu SDM dan Sarpras hampir sama dan butuh solusi yang sama." Terangnya.