Simalungun, Fokus24.id-Kepala SDN 091485 Panombean, Kecamatan Tiga Balata, Kabupaten Simalungun diduga melakukan pemotongan dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang diberikan Pemerintah Pusat kepada peserta didik kurang mampu.

Hal ini terungkap sesuai keterangan beberapa wali murid yang ditemui awak media Fokus24 di halaman BRI Balata mengatakan dengan jelas, tentang dana bantuan BLT yang dia terima.

“Sudah dua kali saya menerima bantuan sebanyak Rp 225.000 dari sekolah. Anak saya sekarang kelas 4 SD." ungkap salah seorang wali murid yang enggan disebutkan namanya, Kamis (17/12/2021).

Bahkan, selama ini wali murid tersebut tidak pernah tahu berapa besaran bantuan yang diberikan pemerintah,

“Kami gak pernah tau berapa nominal bantuan itu pak, selama ini cuma taunya orangtua dipanggil untuk mengambil uang bantuan ke Sekolah pak,” imbuhnya.

Temuan ini terungkap, setelah beberapa hari lalu, pihak sekolah memberikan buku rekening tabungan kepada orang tua,"

"Beberapa hari lalu buku rekening anak kami yang selama ini di pegang pihak sekolah, diberikan kepada orangtua," beber seorang wanita lainnya mengaku boru Parna.

Alangkah terkejut, setelah dirinya melihat buku rekening anaknya, tidak ada transaksi pengambilan uang sejumlah yang diterima yaitu sebesar Rp 225.000, melainkan transaksi pengambilan senilai Rp 450.000,

"Berarti kemana setengah lagi bantuan untuk anak kami itu, makanya kami datang ke Bank BRI ini untuk memastikan kenapa bisa seperti ini." Ujar wanita boru parna ini lalu di amini orangtua murid yang lainnya.

Sambungnya, wanita tersebut meminta agar nama mereka jangan dimuat di media,

"Tapi jangan buat nama kami ya ito,  nanti jadi ga dapat bantuan lagi anak kami untuk tahun depan," ucap wanita Boru Parna itu.

Senada, masih dilokasi serupa, para orangtua murid tersebut sempat ketakutan karena sebelumnya ada ancaman agar tidak melaporkan kepada siapapun terkait isi rekening anaknya,

"Orang kecil kami pak, kami membutuhkan bantuan itu, ya jadi terima aja pak berapa dikasihnya, Kami takut diancam oleh pihak sekolah jika kami menceritakan kepada orang apalagi kepada awak media,” pungkas wanita bertubuh gempal.

Sejak terungkap, para orang tua tersebut berpendapat, bahwa dengan pemotongan selama ini dari rekening, diduga Kepala Sekolah telah melakukan korupsi besar besaran,

"karena ini merupakan korupsi besar-besaran dimana bantuan untuk anak kami mereka potong setengah, padahal, kami masih di minta uang terimakasih kepada orangtua murid, maka kami mohon agar masalah ini diusut tuntas." sambung seorang pria berbadan besar yang tidak ingin namanya di cantumkan.

Saat awak media fokus24.id menghubungi Kepala Sekolah bermarga Marbun, dia menyebutkan bahwa terjadi kesalahan teknis dan akan diselesaikan dengan pihak orangtua. (Gimson)