Simalungun, Sumut, Fokus24.id-Tidak sekedar dilakukan alat manual, secara intensif puluhan alat berat telah melakukan perusakan di kaki gunung Sipiso piso, Kecamatan Pamatang Silimahuta, Kabupaten Simalungun semakin menjadi.

Perusakan itu dilakukan setiap hari dengan cara pengerukan pasir dan batu. Kini areal kaki gunung Sipiso piso yang tadinya sejajar dengan permukaan jalan raya sudah menyerupai kubah dan kerusakan mencapai kurang lebih 10 hektar,

"Tidak lagi rata dengan jalan dan menyerupai kubah, aktifitas penambang tetap dilakukan. Kalau dihitung ada 10 hektar kaki gunung sipiso piso dirusak." ungkap Saragih (45) mengaku warga sekitar, Kamis (03/07/2023) jam 13.00 WIB.

Senada, aktifitas penambangan secara manual ataupun menggunakan alat berat, semuanya tetap berdampak pada kerusakan alam, jika dibiarkan tidak menutup kemungkinan akan mengakibatkan bencana alam,

"Membedakan hanya laju perusakan. Pastinya alat manual lebih lambat dibandingkan dengan penambangan dengan alat berat. Pastinya Sipiso piso bakal longsor. Kalau gunung atau bukit itu longsor coba bayangkan bencana longsornya." Timpal Purba bernada marah dan meminta Pemkab Simalungun segera menghentikan aktifitas penambangan di kaki Gunung Sipiso piso.

Dampak yang semakin terasa, sambung Purba, sebelum aktifitas penambang marak, udara di Kecamatan Pamatang Silimahuta dan Silimakuta segar,

"Kalau sekarang banyak debu. Kami sering batuk. Siang hari tidak lagi sejuk seperti dahulu." Imbuh pria bertubug tegap itu.

Pantauan dilokasi, terungkap jika pemilik lahan tambang di kaki Gunung Sipiso piso berjumlah tujuh orang, namun empat pengusaha lainnya diduga ilegal,

"Yang memiliki ijin hanya tiga. Tapi apapun ceritanya, jika Pemkab Simalungun dan Pemprovsu mengeluarkan ijin pengusaha tambang, masyarakat tidak setuju karena merusak alam." ungkap mengaku Sidabutar juag warga sekitar.

Menurutnya, dibalik Gunung Sipiso piso ada air terjun dan Danau Toba atau Tao Silalahi,

"Kami yakin jika terus dirusak, lokasi wisata air terjun Sipiso piso rusak. mudah mudahan segera dihentikan kalau tidak akan terjadi longsor besar dan mengakibatkan masyarakat di sekitar Tao Silalahi akan menjadi korban." Ujarnya.

Terkait aktifitas Penambangan di Kaki Gunung Sipiso piso, sejumlah pejabat seperti Kadis Lingkungan Hidup Simalungun, Daniel Silalahi tidak berhasil dikonfirmasi.

Demikian Kasat Pol PP Simalungun bagaimana tindakannya sebagai polisi Perda juga tidak berhasil di komfirmasi

Serupa halnya, Kepala Cabang(Kacab) Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Wilayah III Provinsi Sumatera Utara tidak juga berhasil dikonfirmasi,

"Bukan bapak Syahriadi Sawal Harianja lagi sebagai kacabdis. Besok saja datang ya pak. Ketemu langsung dengan beliau. Gak berani saya menjawab pertanyaan bapak." Jawab seorang pria bertubuh kurus yang terkesan takut menyebut nama pimpinannya.

(Tim)