Medan, Sumut, Fokus24.id-Ketua JMSI Sumut Rianto Agly minta agar pengunduran pengurus Siantar Simalungun periode 2023-2029 tidak melebar,

"Kita berkawan nya kan Turnip. Aku minta maaf. Salah lah aku disitu. Tidak akan pernah lagi kuulangi kesalahan ini." katanya kepada mantan Ketua JMSI Pematang Siantar-Simalungun terkait rencananya akan melantik pengurus JMSI Simalungun, Jumat (26/05/2023) sore.

Rianto berjanji kedepannya akan lebih baik memimpin JMSI di Sumatera Utara, "Sudahlah ya Nip. Sampai disini lah permasalahan ini." Ujarnya.

Ia juga mengaku bahwa rencana pelantikan Pengurus JMSI Simalungun tidak ada kordinasi antara pengurus Sumut dan Pematang Siantar-Simalungun,

"Tidak ada manusia sempurna. Jadi sekali lagi saya minta maaf." Tandasnya.

Senada, Sekretaris JMSI Pematang Siantar Simalungun Tagor Sitohan menyebut pengunduran diri pengurus membuat harga diri Ketua Sumut jatuh,

"Dengan dia meminta maaf, beliau tau bahwa yang dia lakukan menyalahi. Secara otomatis harga diri ketua jatuh hanya karena menyetujui pengurus di Simalungun." cetus Tagor.

Sebelumnya, Sejumlah pengurus Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Pematang Siantar-Simalungun periode 2023-2028 menyampaikan surat pengunduran diri kepada Ketua JMSI Sumatera Utara Rianto Ahgly di Medan, Jumat (26/05/2023).

Pengunduran pengurus disampaikan langsung Johnson Turnip (Ketua), Tagor Sitohang (Sekretaris) diterima langsung Rianto atau Anto Genk.

Dalam surat yang juga ditandatangani sejumlah pengurus lainnya, Ricky F Hutapea, Mahadi Sitanggang,Tohap Manurung Gunawan Purba, Rudi Samosir, dan Arifin Damanik alasan pengunduran diri sebagai anggota dan pengurus karena merasa malu dan tidak nyaman di organisasi para pemilik media online tersebut dengan adanya pemekaran JMSI Simalungun yang tidak pernah dimusyawarahkan pembentukannya dengan pengurus JMSI Pematang Siantar-Simalungun.

"Kami kembalikan JMSI Pematang Siantar-Simalungun kepada Ketua JMSI Sumatera Utara bapak Rianto Ahgly, karena kami malu baru seumur jagung sudah dipecah belah kepengurusan karena baru bulan Februari 2023 kemarin dilantik namun sudah ada pemekaran, dan terkesan tidak mengikuti aturan organisasi, seperti milik pribadi saja organisasi ini (JMSI)," ujar mantan Ketua JMSI Pematang Siantar-Simalungun Johnson Turnip.

Dia mengatakan sebagai Ketua JMSI Pematang Siantar Simalungun, seharusnya pemekaran JMSI Simalungun dikordinasikan dan dibahas bersama sebelumnya.

"Tanpa pernah berkordinasi dengan JMSI Pematang Siantar-Simalungun, tiba-tiba sudah terbentuk saja JMSI Simalungun dan ternyata Ketua JMSI Sumatera Utara Rianto Aghly merestuinya. Makanya kami malu dan memilih mundur sebagai pengurus, karena cara-cara yang dilakukan tidak etis dan santun, padahal sama sekali kami tidak keberatan dimekarkan, namun dengan umur yang masih 3 bulan apa layak dimekarkan," ujar Johnson.

Parahnya lagi menurut Jhonson, Ketua JMSI Sumatera Utara Rianto Aghy menyebut alasan pembetukan JMSI Simalungun untuk pengembangan.

"Kurang tepat menurut saya alasan itu, bagaimana mau berkembang masih seumur jagung sudah dimekarkan, mudah-mudahan apa yang dilakukan pengurus JMSI Pematang Siantar-Simalungun tidak terjadi di daerah lain", ujar Johnson.

Mantan sekretaris JMSI Pematang Siantar-Simalungun,Tagor Leo Sitohang menambahkan, pengunduran diri sejumlah pengurus merupakan bentuk kekecewaan kepada Ketua JMSI Sumatera Utara Rianto Aghly yang terkesan tidak dewasa dalam berorganisasi dan menganggap JMSI milik pribadinya.

"JMSI bukan milik pribadi, kita tidak keberatan JMSI Pematang Siantar-Simalungun dimekarkan, tapi ikutilah mekanisme jangan suka-suka kan harusnya ada rapat dengan pengurus induk dan dasar pemekaran harus jelas, apalagi usia 3 bulan dimekarkan itu kan malu-maluin namanya," sebut Tagor.

Ketua JMSI Sumatera Utara , Rianto Ahgly kepada mantan Ketua dan Sekretaris JMSI Pematang Siantar-Simalungun, menyebut alasan pembentukan JMSI Simalungun untuk pengembangan.

"Niat kita pengembangan JMSI, bukan yang lain. Mudah-mudahan JMSI cepat berkembang," ujar Rianto.

(Putra)