Siantar, Sumut, Fokus24.id-Di Bajigur, Kelurahan Naga Pitu, Kecamatan Siantar Martoba dan Jalan Singosari, Gang Demak, Kelurahan Martoba, Kecamatan Siantar Utara, Kota Pematang Siantar, diduga peredaran sabu masih buka.

"Sudah seminggu buka di gang Demak. Kalau di Bajigur masih juga. Tapi buka tutup," sebut seorang sumber melalui seluler, Sabtu lalu (17/09/2022) sekira jam 08.09 WIB.

Untuk di Gang Demak, peredaran sabu diduga dikendalikan Mangik. "Si Mangik sekarang tunggal main di situ. Kalau buah yang dijalankannya disuplay si RK," sebut sumber.

Sementara, untuk di Bajigur, sabu yang beredar diduga disuplay UH. "Kalau yang di Bajigur, disuplay UH. Tapi bentar lagi tumbangnya itu kalau ada pemain lain," jelasnya.

Seperti diketahui, belum lama ini seorang polisi berinisial ET memakai kaos oblong warna hitam serta mengenakan celana pendek warna cream terekam video handphone milik warga di Gang Demak, diduga belanja sabu.

Sementara, Kapolres Siantar AKBP Fernando melalui Kasat Narkoba AKP Rudi Panjaitan via pesan singkat ketika dikonfirmasi, Sabtu (17/09/2022) sekira jam 18.20 WIB menyampaikan, di ruangan ngumpulin anggota. "Trims infonya, akan ditindak-lanjuti," balas Kasat.

Terpisah, Kepala Seksi Berantas pada Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Pematang Siantar, Kompol Pierson Ketaren yang kembali dikonfirmasi melalui seluler, Sabtu (17/09/2022) sekira jam 21.00 WIB, mengucapkan terimakasih atas infonya. "Nanti supaya dicek ke sana," ucapnya.

Sebelumnya, terkait seorang polisi berinisial ET, Kanit Provos Iptu Jhon Purba ketika dikonfirmasi melalui seluler, Senin (05/09/2022) sekira jam 19.00 WIB, membenarkan ET sudah diamankan. "Iya, sudah diamankan Paminal. Sekarang dia masih di sel," jelas Kanit Provos.

Sebelum dimasukan ke dalam sel, ET menjalani serangkaian pemeriksaan dan dilakukan tes urine. Hasilnya, oknum polisi berkulit hitam manis tersebut positif mengkonsumsi narkotika jenis sabu-sabu.

"Iya, positif. Dia ngaku sering belanja di Gang Demak," ujar Kanit Provos seraya mengaku pihaknya masih menunggu Surat Keputusan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (SKEP) untuk melakukan pemecatan terhadap ET.

Omset Penjualan Sabu di Wilkum Polres Pemtangsiantar 14 M Sebulan

Bandar narkoba jenis sabu inisial DHL dan UH semakin bebas menjual narkotika jenis Sabu di Wilkum Polres Pematangsiantar.

"Mereka bandar sabu di Kota Siantar. Dalam menjalankan aksinya, keduanya memakai nama samaran dengan inisial Ismail. Itu dilakukan agar aktifitas mereka tidak terungkap," ungkap pria bertubuh semampai, Rabu (18/08/2022) malam.

Dalam sebulan, penjualan narkotika jenis sabu keduanya mencapai 12 kg di Kota Siantar. Secara rinci harga sabu 1 kg mencapai Rp 1.2 Miliar.

"Sebulan, sabu habis terjual sebanyak 12 kg. Harga satu per kg 1.2 miliar. Berarti perputaran uang dari peredaran sabu dalam sebulan mencapai Rp 14.4 miliar." Terangnya.

Lanjutnya, sementara harga order perkilogram, bandar sabu membayar kepada pemasok berkisar 600 juta. Setelah diketengi, sang bandar kembali menjual dengan takaran per ons. Harga per ons, dibandrol 120 juta rupiah.

“Bandar menjual sistim ketengan per ons kepada kaki tangan DHL dan UH yang tersebar di seluruh pelosok Kota Siantar. Kalau 1 ons, dia jual seharga 120 juta rupiah. Kalau 1 kg harganya 1.2 miliar rupiah. Kalau mitranya menjual, terserah mau jual berapa,” bebernya lagi, saat menjual sabu, ada juga sistim pulsa 150 atau 200 ribu rupiah.

Sambungya, 1 gr sabu, rata rata harga pasaran 1.5 atau 2 juta per gram. 1 ons beratnya 100 gram, jika ditotal, mitranya bisa beromset 150 sampai 200 juta rupiah.

"Kalau terjual 1 ons, untung mitra bisa mencapai 30 sampai 70 juta rupiah.” Tutur pria bertubuh semampai ini, bahwa bisnis narkoba sangat menggiurkan bila digeluti, oleh karena itu, diduga aparat hukum di Kota Siantar tutup mata.

Fantastis, total omset penjualan narkotika jenis sabu senilai 14 miliar di Kota Siantar, keuntungan bandar sabu DHL dan UH mencapai 700 juta rupiah. Jika sabu laku terjual 12 kg, sedikitnya keuntungan UH mencapai 7.2 miliar rupiah.

“Keuntungan itulah dia bagi bagi. 1 miliarlah satu bulan untuk instansi tertentu. Belum lagi lain lainnya, katakanlah habis 1 miliar. Lain lagi pengeluaran tak terduga 1 miliar. Katakanlah habis 3 miliar sebulan." Ujarnya lagi.

Sekedar renungan, bila di konversi jumlah peredaran narkotika jenis sabu diseluruh pelosok Siantar dengan anak usia produktif, sedikitnya ribuan generasi muda diduga mentalnya rusak.” Tandasnya.

Sebelumnya, Kasat Narkoba Polres Siantar, AKP Rudi Panjaitan, terkait peredaran narkotika jenis sabu di Kota Siantar, mantan Kapolsek Siantar Timur ini mengucapkan terimakasih atas informasi yang telah disampaikan kepadanya,

"Terimakasih infonya Bang." Jawabnya melalui pesan aplikasi WhatsApp, Kamis (11/08/2022) sekira jam 07.07 WIB.