Simalungun, Sumut, Fokus24.id-Saat memeriahkan HUT RI ke-78, Sutekno (55) warga Nagori Silulu, Kecamatan Gunung Malela, Kabupaten Simalungun tak sadarkan diri, Kamis lalu (17/08/2023) sekira jam 16.00 WIB.

Sempat dirawat selama empat hari di Rumah Sakit Adam Malik Kota Medan, akhirnya nyawa Sutekno (55) melayang karena patah tulang dibagian leher dan rusuk dada, Senin (21/08/2023) sekira jam 14.00 WIB.

"Karena patah leher dirujuk ke rumah sakit Adam Malik Medan dan dirawat disana. Tadi meninggal sekira jam 3 sore bang." Kata Manik (60) warga Nagori Silulu, Senin (21/08/2023) sekira jam 20.00 WIB.

Kronologi berawal saat korban bersama 5 rekannya memanjat pohon pinang. Korban berada di urutan kedua dari bawah.

Tiba tiba temannya yang berada diurutan ke enam meluncur karena batang pohong licin dilumuri minyak gemuk.

"Urutan nomor enam menginjak bahu nomor lima, urutan lima menginjak bahu nomor empat, dan nomor empat menginjak bahu nomor tiga dan terakhir nomor tiga menginjak bahu korban. Karena beban terlalu berat, korban tidak mampu menahan berat beban empat temannya." Bebernya.

Akhirnya, korban terjatuh dan tak sadarkan diri. Warga yang melihat korban tidak sadarkan diri langsung membawa ke rumah sakit," sambungnya.

"Kemungkinan, karena tekanan beban terlalu berat, korban pun terjatuh. Diketahui leher dan tulang rusuk Sutekno patah," ungkapnya lagi.

Kenangan Sebelum Sutekno Meninggal

Sebelum meninggal, korban meninggalkan kesan terhadap Sugianto teman sekampungnya yang juga ikut memanjat pohon pinang dan berbagai pertandingan lainnya.

"Sutekno terlihat rajin dan ramah khususnya kepada rekan rekan sekampung. Semua dibersihkan nya. Pokoknya rajin Kalilah." ujar Sugianto, Selasa (22/08/2023) pagi.

Saat pertandingan tarik tambang digelar, wajah Sutekno terlihat tersenyum lalu tertawa lepas.

Sikap Sutekno tidak seperti biasanya saat menghentak tali tambang berdiameter 16 mm itu.

Hingga jadwal pertandingan panjat pinang dilaksanakan yang berujung merenggut nyawa Sutekno, dia tetap semangat dan gampang tertawa girang,

"Masih senyum dan tiba tiba tertawa girang dia. Sikapnya itu tidak seperti biasanya. Tak taunya mengisyaratkan hari itu hari terakhir komunikasi mereka berdua. Karena begitu kejadian sampai meninggal Sutekno tidak sadarkan diri." ungkap Sugianto dikenal warga sekitar sahabat karib Sutekno.

Pantauan di rumah duka, tampak istri dan tiga anak korban bersama ratusan pelayat datang memadati rumah Sutekno.

Sementara, terkait peristiwa panjat pohon pinang berbuntut memakan korban jiwa di Nagori Silulu, Kecamatan Gunung Malela, Kapolsek Bangun Iptu Esron Siahaan belum berhasil dikonfirmasi.

(Bahtiar)